Church scaffolding collapses in Ethiopia, killing 36 and injuring 200

Church scaffolding collapses in Ethiopia, killing 36 and injuring 200

Tragedi runtuhnya perancah gereja di Ethiopia mengguncang dunia setelah insiden mematikan itu menelan korban 36 jiwa dan melukai sekitar 200 orang. Peristiwa tragis ini terjadi saat ribuan jemaat berkumpul untuk mengikuti perayaan keagamaan di salah satu gereja bersejarah. Apa yang seharusnya menjadi momen penuh doa dan kebersamaan berubah menjadi duka mendalam.


Kronologi Insiden

Insiden terjadi ketika perayaan keagamaan sedang berlangsung di sebuah gereja terkenal di Ethiopia. Ribuan umat berkumpul, sementara para pekerja tengah menyelesaikan perancah besar yang dipasang untuk dekorasi dan persiapan acara.

Namun, struktur penyangga itu tiba-tiba ambruk. Puluhan orang yang berada di sekitar lokasi terjebak dalam reruntuhan, sementara ratusan lainnya panik berusaha menyelamatkan diri. Kepanikan massal memperparah situasi, membuat proses evakuasi semakin sulit.


Korban Jiwa dan Luka-Luka

Laporan resmi menyebutkan sedikitnya 36 orang meninggal dunia, sebagian besar adalah jemaat yang berada dekat perancah saat kejadian. Selain itu, lebih dari 200 orang mengalami luka-luka, mulai dari cedera ringan hingga parah. Rumah sakit setempat langsung dipenuhi korban, dan tenaga medis bekerja sepanjang malam untuk menyelamatkan nyawa yang masih kritis.

Banyak keluarga hingga kini masih mencari anggota mereka yang hilang, menambah suasana duka di tengah masyarakat.


Dugaan Penyebab Runtuhnya Perancah

Hingga kini, penyelidikan resmi masih berlangsung. Dugaan awal menyebutkan ada kelemahan struktur serta kelebihan beban pada perancah yang dipasang. Beberapa saksi mengatakan kayu dan besi penopang terlihat rapuh dan tidak stabil sejak awal.

Pemerintah Ethiopia sudah membentuk tim investigasi untuk memastikan penyebab runtuhnya perancah. Jika ditemukan kelalaian, pihak yang bertanggung jawab akan dikenakan sanksi hukum.


Reaksi Pemerintah dan Gereja

Perdana Menteri Ethiopia menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan menjanjikan penyelidikan transparan. Gereja yang menjadi lokasi tragedi juga menegaskan akan memberikan dukungan penuh bagi korban dan keluarga yang terdampak.

Pemuka agama meminta umat tetap tabah dan menjadikan peristiwa ini sebagai pengingat akan pentingnya keselamatan dalam setiap kegiatan keagamaan berskala besar.


Kondisi Medis dan Bantuan Darurat

Rumah sakit di sekitar lokasi langsung kewalahan menerima ratusan korban. Relawan, lembaga kemanusiaan, dan organisasi internasional segera dikerahkan untuk memberikan bantuan medis dan logistik. Donor darah dibuka secara darurat untuk menolong korban dengan luka serius.

Selain itu, tim psikolog mulai dikerahkan untuk membantu keluarga korban yang mengalami trauma mendalam.


Dampak Sosial dan Keagamaan

Bagi masyarakat Ethiopia yang religius, tragedi ini meninggalkan luka mendalam. Gereja merupakan pusat kehidupan spiritual sekaligus identitas budaya. Runtuhnya perancah saat perayaan besar bukan hanya kehilangan nyawa, tetapi juga guncangan moral bagi ribuan jemaat.

Insiden ini memicu diskusi luas mengenai standar keamanan pada acara keagamaan besar. Banyak pihak menuntut regulasi yang lebih ketat agar bencana serupa tidak terulang.


Penutup

Tragedi runtuhnya perancah gereja di Ethiopia adalah pengingat pahit bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam setiap perayaan. Dengan 36 orang tewas dan 200 luka-luka, duka ini tidak hanya dirasakan di Ethiopia, tetapi juga menyentuh hati umat beragama di seluruh dunia. Harapannya, investigasi yang dilakukan mampu memberikan jawaban sekaligus memastikan tragedi serupa tidak akan kembali terjadi.